WEB JUDI BOLA - Perjuangan Luis Enrique sebagai pelatih Barcelona di La Liga
musim ini belumlah berakhir. Persaingan ketat dengan rival kuatnya Real Madrid
membuat mereka silih berganti menempati posisi puncak klasemen sementara.
Pelatih yang kini telah berusia 47 tahun tersebut ternyata
belum pernah merasakan kebahagiaan menjuarai liga dari istilah tikungan
terakhir. Akan tetapi dirinya sadar betul dengan kondisi bagaimana pahitnya
gagal menjuarai sebuah kompetisi karena kekalahan di partai pamungkas.
Lihat saja pengalaman sang pelatih ketika masih berstatus
pemain sepak bola, kala itu dirinya masih mengenakan jersey Los Blancos dari
musim 1991 hingga musim 1996. Pada musim perdananya di Santiago Bernabeu,
akibat kekalahan di kandang Tenerife pada bentrokan terakhir, Madrid harus
melepaskan gelar juaranya ke tangan Barca.
Yang lebih sakitnya lagi, dimana kemenangan sudah di ujung
mata berkat keunggulan dua gol terlebih dahulu. Namun sang tuan rumah Tenerife
berhasil membuat gol penyama kedudukan dalam 13 menit terakhir menjelang
bubaran.
Di tempat lain, tim Blaugrana unggul 2-0 atas Athletic
Bilbao sehingga dengan mudah menyalip Madrid di tikungan tajam dengan
meninggalkan mereka di posisi kedua. Berkat keunggulan satu point atas El Real,
Barca sukses merengkuh gelar juara La Liga.
BANDAR JUDI ONLINE Kejadian serupa kembali terulang pada musim 1992/93. Madrid
lagi-lagi harus merelakan gelar juara yang hanya tinggal selangkah jatuh ke
pelukan Barca untuk kesekian kalinya. Namun kali ini di partai terakhir, mereka
harus mendera kekalahan dari Tenerife dengan skor akhir 2-0.
Di Nou Camp, Barca menang tipis 1-0 melawan Real Sociedad
yang sekaligus menobatkan mereka menjadi juara resmi Liga Spanyol dengan
keunggulan satu point atas Madrid. Enrique yang membela tim ibu kota tersebut
harus merasakan pil pahit dalam dua drama menyedihkan yang di dapatkan dari
Tenerife.
Dan akhirnya di penghujung musim 2016/17 yang hanya
menyisakan satu laga terakhir. Enrique nampaknya keajaiban kembali terulang
seperti 24 tahun lalu. Di papan klasemen, Barca sedang tertinggal tiga angka
dari Madrid, yang berarti pasukan Blaugrana harus bisa memenangkan laga melawan
Eibar dan sambil berharap Los Blancos tersandung di Markas Malaga pada waktu
bersamaan.
Bukan tidak mungkin Malaga menjegal Madrid pada laga
terakhir, karena tim tersebut terkenal sebagai penggebuk ikan besar di
sepanjang musim ini, dan Barca sendiri pernah menjadi korban mereka kala
melakoni bentrokan di pekan ke 31.
0 comments:
Post a Comment